PEMBERIAN DAUN GAMAL TERHADAP PENAMBAHAN
BOBOT BADAN TERNAK
DISUSUN OLEH:
NAMA:DAVID
FERDINAN NABABAN
NIM:23010113140147
PRODI:S1-PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN
PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang
Maha pengasih dan penyanyang yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya agar
saya dapat menulis makalah dengan judul:Pemberian daun Gamal,terhadap konsumsi
dan pertambahan Bobot badan Ternak dengan baik,meskipun masih banyak
kekurangannya
Tujuan dari penyusunan makalah dengan judul Pemberian daun Gamal
terhadap konsumsi pakan ternak ini adalah sebagai syarat dan tugas makalah PMB 2013
Penulis ucapkan banyak terima kasih atas terselesaikannya tugas makalah
ini kepada Bapak/Ibu Dosen pengajar yang telah membimbing penulis dalam mata kuliah .Tanpa
ilmu yang telah Bapak/Ibu berikan penulis tidak dapat mengerjakan makalah ini.
Tidak lupa pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan baik materi maupun immateri dalam penulisan makalah
ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, apabila terdapat beberapa hal yang kurang berkenan Penulis mohon
maaf. Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semarang,8
Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………….
BAB III RUMUSAN MASALAH……………………………………
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………….
BAB V KESIMPULAN………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
merupakan Negara agraris yang berpotensial dalam bidang pertanian sub sektor
peternakan.Ternak adalah salah satu komoditi yang memiliki prospek yang cukup
baik untuk dikembangkan bila dibandingkan dengan yang lain.Ternak dalam
pemeliharaannya mudah dilakukan,modal dan resiko kerugiannya sangat kecil
.Ternak juga mempunyai peranan yang
cukup penting dalam rangka memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.
Usaha ternak terus mengalami peningakatan seiring dengan
permintaan seiring dengan permintaan daging yang terus meningkat,keberhasilan
suatu usaha peternakan dapat ditentukan oleh tiga factor
yaitu:pakan(feeding),bibit unggul(breeding),dan manajemen yang baik dalam penggunaan
pakan yang tepat dapat mengoptimalkan
pertambahan bobot bdan dan produksi.Hijauan di daerah tropis tumbuh dengan
cepat namun kualitas ataupun kuantitas yang di peroleh pada umumnya
kontinuitasnya terbatas.Hal ini terjadi karena hijauan pada musim hujan
berlangsung 3-4 bulan/tahun,sehingga ketersediaan hijauan rendah dan tidak
memenuhi kebutuhan ternak.
Berdasarkan
permasalahan diatas suatu alternatif yang dapat diambil dalam membantu mengatasi
kekurangan ketersediaan bahan pakan pada musim kemarau adalah dengan memberikan
kombinasi penggunaan daun Gamal untuk meningkatkan pertambahan bobot badan
ternak lokal,dan bahan pakan tersebut tersedia dalam jumlah mutu
Yang memadai di Indonesia,dengan memperhatikan kenyataan ini maka dilakukan
suatu penelitian dengan Mengkombinasikan Ransum yang mengunakan bahan tambahan
daun Gamal
1.2.Tujuan
Untuk
mengetahui sejauh mana pemberian kombinasi daun Gamal dalam ransum basal
terhadap konsumsi dan pertambahan bobot badan ternak dan untuk mengetahui
perlakuan ransum apa yang berpengaruh terhadap penambahan bobot badan ternak
1.3 Kegunaan
Sebagai bahan
informasi bagi petani dan peternak dalam pemanfaatan daun Gamal sebagai bahan
pakan atau ransum ternak, selain itu juga sebagai bahan
Informasi bagi pemerintah
untuk menentukan kebijakan dalam mengembangkan usaha ternak dan sebagai bahan
informasi ilmiah bagi kalangan akademik untuk dikembangkan lebih lanjut
khususnya dibidang peternakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mulyano
dan Sarwono(2005)mengatakan bahwa,proses domestikasi ternak oleh manusia
terjadi di daerah pegunungan Asian barat sekitar 8000 SM.Ternak kambing
merupakan ternak tertua setelah anjing yang di pelihara manusia.Hal ini
diungkapkan oleh Mutidjo(1992)bahwa,kambing merupan salah satu hewanyang paling
tertua yang berhasil dizinakan
Kartadisastra(1998) menyatakan bahwa,kambing
merupakan ternak herbibivora(ruminansia)karena pakan utamanya adalah hijauan
yang masih segar dan hijau berasal dari rumput-rumputan yang biasanya di
konsumsi kambing
Surwono(1991)
mendefinisikan bahwa,pakan adalah semua bahan makanan yang penting bagi ternak
sebagai sarana Pembina pertumbuhan tubuh,sebab tubuh membutuhkan bahan
pembangun yang berasal dari pakan yang sempurna(mengandung
protein,karbohidrat,lemak,air,vitamin,mineral).
Kartadisastra(1997) mengatakan bahwa,konsumsi
adalah factor esensial yang merupakan dasar untuk hidup dan menentukan
produksi,ransum adalah sejumlah campuran dari berbagai macam bahan makanan yang
diberikan kepada hewan ternak atau ternak dalam waktu tertentu misalnya suatu
hari satu malam.
Cahayano(1998) mengatakan bahwa,daun pisang
banyak dimanfaatkan untuk pembungkus aneka makanan dan barang-barang lainnya
dan daun pisang yang telah tua dapat dimanfaatkan untuk makanan hijauan ternak seperti:sapi,kambing,kerbau,kelinci,dll.
BAB III
RUMUSAN MASALAH
Ada beberapa masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini,antara lain:
3.1.pengertian ternak ?
3.2. Bagaimana cara mengembangan Ternak ?
3.3. Apakah Arti penting pakan hewani itu ?
3.4. Apakah manfaat
penambahan daun Pisang pada pakan ternak(Ransum)?
BAB IV
PEMBAHASAN
3.1.Pengertian
Ternak
Ternak adalah hewan yang
dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan yang bermutu tinggi,Pakaian yang mahal
dan prestisius,Hasil samping RPH(Bahan dasar berbagai proses kimiawi dan pakan
ternak),Hewan coba(Penemuan IPTEK),Hiburan/hobi,sumber bahan baku industri, atau
sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai
peternakan (atau perikanan, untuk kelompok hewan tertentu) dan merupakan bagian
dari kegiatan pertanian secara umum.Ternak dalam mencukupi kebutuhan non
pangan:wool,bulu,dan kulit hewan serta Pupuk kandang.
3.2. Pengembangan Ternak Lokal
Dalam
rangka memacu pertumbuhan produksi peternakan nasional, seharusnya perhatian
lebih difokuskan pada usaha peternakan rakyat dan ternak lokal yang tersebar
mulai dari perkotaan sampai perdesaan. Menurut Martojo (2003) jumlah
rumahtangga peternakan sekitar 4,5 juta rumahtangga (RTP). Bentuk peternakan
yang ada pun sebagian besar merupakan peternakan rakyat, yaitu sapi potong
(99,6 %), kambing/domba (99,99 %), kerbau (88,7 %), sapi perah (91,1 %), ayam
ras petelur (82,4 %), ayam buras dan itik (100 %) (Soehadji, 1992 dalam
Rusfidra, 2004) .Pada umumnya ternak-ternak yang dipelihara pada usaha
peternakan rakyat adalah ternak lokal. Ternak lokal merupakan sumber daya
ternak yang sudah lama dipelihara peternak pedesaan dan berperan penting dalam
sistem usahatani di perdesaan. Usaha peternakan rakyat inilah yang seharusnya
menjadi basis pengembangan peternakan nasional. Pengembangan komoditi ternak
yang berbasis bahan pakan impor sangat rawan dijadikan sebagai basis
pembangunan peternakan nasional. Alasannya adalah tiga komponen bahan pakan
(jagung, bungkil kedelai dan tepung ikan) merupakan bahan impor yang menguras
devisa. Itulah sebabnya usaha peternakan berbahan baku impor (ayam ras pedaging
dan petelur) mengalami kontraksi yang tajam ketika krisis ekonomi dan
bangkrutnya secara massal para peternak ayam ras.
3.3.Arti Penting Pakan Hewani
Keberhasilan usaha ternak sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan. Pakan
menjadi salah satu faktor utama keberhasilan usaha ternak, di samping faktor
genetis dan manajemen. Oleh karena itu, bibit ternak yang baik dari jenis
unggul hasil seleksi harus diimbangi dengan pemberian makanan yang baik pula.
Sebab, bibit ternak yang secara genetis baik akan memiliki
sifat-sifat keturunan yang baik pula apabila memperoleh makanan yang cukup dan
memenuhi syarat. Namun, perlu disadari bahwa pemberian makanan yang cukup dan
memenuhi syarat ini tidak berarti akan bisa mengubah sifat-sifat genetik ternak.
Misalnya, bangsa sapi Madura besarnya tubuh tidak akan bisa berubah menyerupai
bangsa sapi Hereford; bangsa sapi Hereford yang bertubuh besar, daya kerjanya
tak akan bisa menyamai bangsa sapi Ongole, dan sebagainya. Tetapi paling tidak,
pemberian makanan yang cukup dan memenuhi syarat pasti akan mampu memunculkan
sifat-sifat pembawaan dari bangsa-bangsa sapi tersebut, misalnya:
pertumbuhannya menjadi lebih sempurna dan lebih cepat, dan prosentase karkasnya
pun menjadi baik.Pemberian pakan terhadap ternak harus dilakukan secara kontinu sepanjang
waktu. Sebab, pemberian pakan yang tidak kontinu akan menimbulkan goncangan
terhadap ternak tersebut sehingga pertumbuhannya terganggu. Hal ini sering terjadi
pada ternak yang dipelihara di daerah tropis, termasuk di negara kita.
Pertumbuhan ternak yang dipelihara di daerah tropis sering mengalami kurva naik-turun
yang sangat tajam. Pada musim penghujan pertumbuhan dan pertambahan berat
badannya sangat cepat, karena mendapat makanan yang cukup dan memenuhi syarat.
Tetapi pada musim kemarau pertumbuhan berat badannya dapat menurun secara
drastis. Sebab selama musim kemarau daya cerna hijauan/rerumputan berkurang.
Hal ini terutama disebabkan oleh hilangnya energi, mineral dan protein yang
terkandung dalam hijauan/rerumputan akibat kekurangan air. Dengan demikian
hijauan/rerumputan yang diberikan kepada ternak tidak memenuhi syarat, bahkan
volume pemberiannya pun seringkali sangat kurang. Akibatnya ialah pertumbuhan
terhambat, ternak yang sudah dewasa berat badannya menurun/kurus, sebagai
ternak potong tidak memenuhi syarat, perkembangbiakannya mundur karena fertilitasnya
pun menurun presentase karkasnya juga sangat rendah.Oleh karena itu para
peternak, harus berusaha memberikan makanan yang cukup dan memenuhi syarat
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh ternak tersebut.
3.4.Manfaat
Penambahan Daun Gamal Pada Pakan
Daun Gamal adalah kata yang begitu
akrab di telinga kita dengan segudang manfaat. Pemanfaatannya telah lumayan
dikenal di kalangan peternak ruminansia (sapi, kambing dsb). Namun pemanfaatan
untuk unggas apakah bisa?
Daun Gamal ternyata kaya akan kandungan glukosa dan
selulosa namun rendah kadar ligninnya. Ini menarik karena glukosa, suatu gula
monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai
sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama
fotosintesis dan awal bagi respirasi. Sementara itu, lignin adalah suatu bentuk
serat yang dalam jumlah kecil dibutuhkan ternak untuk membantu pencernaan.
Kandungan lignin pada pakan ternak sangat berpengaruh pada kemudahan pakan itu
untuk dicerna. Pakan yang rendah kandungan ligninnya mudah dicerna oleh
binatang. Tapi, kalau pakan yang diberikan terlalu banyak kandungan ligninnya,
ternak bisa ‘mencret’.
Fakta ilmiah
sedemikian sudah cukup sebagai dalil atas kenyataan praktek yang penulis
lakukan pada ternak unggas meskipun dulu hanya berdasar ‘katanya’. Kami
memberikan cacahan batang pisang ke ternak ayam broiler saat itu (di Kalimantan
Selatan) dengan alasan untuk mendinginkan badan ayam akibat suhu udara yang
ekstrim panas (dekat garis katulistiwa). Batang pisang dicacah halus lalu
diberikan ke ayam saat ayam berumur 23 hari, 27 hari, 30 hari, dan 33 hari di
tempat pakan bagian luar saja. Sore harinya diminumi air yang dicampur VITERPAN
Unggas seperti biasanya.
Hasilnya sangat bagus
karena ayam tampak lebih tenang meski suhu sangat panas memanggang di siang
hari. Dan, pakan lumayan hemat karena sebagian ruang di tembolok dan perut ayam
terisi cacahan batang pisang yang tidak usah beli. Efek kenyang tetap tampak
dan yang penting, pemenuhan unsur gizi tetap terjaga terutama kalori yang
diperoleh dari kandungan glukosa dalam cacahan batang pisang tersebut. Grafik
penambahan bobot bahkan maju 1 hari dari baku standar budidaya. Menarik sekali.
Satu hal lagi, kematian ayam di atas umur 25 hari amatlah ditakutkan peternak
karena ayam yang mati berarti membuang pakan dalam jumlah cukup besar dan itu
lampu kuning buat FCR dan Index Prestasi keseluruhan. Ayam kami, memang ada
yang mati juga pada fase itu (namanya ajal siapa yang bisa ngatur kalau bukan
Yang Maha Kuasa), tingkat kematiannya hanya 1-2 ekor dan itu hanya persoalan
kompetisi ruang dan pakan. Tentu yang besar yang menang, yang kecil dan agak
lemah, ya kalah. Toh hasil akhir mortalitas hanya 3%, masih sangat bisa ditoleransi
tentunya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hewan ternak sebagai
sumber pakan hewani mempunyai beberapa manfaat yang sangat berpengaruh bagi
kehidupan manusia antara lain, : untuk kecerdasan, protein hewani juga
dibutuhkan untuk daya tahan tubuh, Protein hewani diduga berperan terhadap daya
tahan eritrosit (sel darah merah) sehingga tidak mudah pecah, Protein hewani
juga berperan dalam mempercepat regenerasi sel darah merah.Oleh karena itu
untuk menghasilkan ternak yang bagus untuk di konsumsi diperlukan penanganan
yang mendalam terhadap konsumsi pakan ternak yang diberikan,sehingga digunakan ransum dengan penambahan komposisi
daun Gamal untuk meningkatkan bobot badan ternak dan sebagai alternatif cadangan pakan ternak
5.2 Saran
Suapaya
diperoleh penambahan bobot badan ternak yang diinginkan sebaiknya penggunaan
pakan dengan penambahan daun Gamal dilaksanakan secara insentif dan teliti.oleh
karena itu peternak dalam hal ini diminta untuk mencoba melakukannya dikarenakan
dapat mengahasilkan ternak yang lebih sehat dan ekonomis dalam manajemen
pengolahan ternaknya.
DAFTAR
PUSTAKA
*)
Anggorodi,1994.Imu Makanan Ternak.PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
*)Anggorodi,R,1985.Ilmu
Makanan Ternak.PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
*)Anominos,1991.Petunjuk
Beternak Sapi Potong dan Kerja.Kanisius:Yogyakarta
*)Huitema,H,2002.Peternakan
diDaerah Tropis.PT Gramedia pustaka
utama:Jakarta
*)Lubis,D.A.1963.Ilmu
Makanan Ternak.PT Pembangunan:Yogyakarta
*)Muljana,w.2001.Cara
Beternak Kambing.CV.Aneka Ilmu: Semarang
*)Parakkasi,A.1999.Ilmu
Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastri.Penerbit Angkasa:Bandung
*)Siregar
S,dan Basya M.S.2003.Ransum Ternak Ruminansia.Penerbit Swadaya:Jakarta
*)Sosroamijojo
dan Soeradji,S.M.2003.Peternakan Umum.CV Yasa Guna:Yogyakarta
FcBets: Rules, Strategy and More - FEBCASINO
BalasHapusAll you need to know about FcBets! Fc betting tips 바카라 룰 can be found here too and you can bet on any sport. Fcbets: Odds, Tips & Live Betting.